PLERED, Kepala Desa Palinggihan Kusyadi dan Ketua Panitia Perbaikan jalan, Gunawan, mengaku siap bertanggung jawab dan bersedia melanjutkan perbaikan ruas jalan yang memanjang di kawasan Kampung Pangkalan, Desa Palinggihan, Kecamatan Plered. Kendati begitu, keduanya meminta waktu untuk pelaksanaannya, mengingat anggaran tahap kedua untuk biaya perbaikan ruas jalan tersebut hingga kini belum turun.
Ungkapan itu mengemuka saat digelarnya musyawarah antara Kepala Desa Palinggihan, Panitia Perbaikan jalan dan warga masyarakat Desa Palinggihan yang dimediasi oleh Pemerintah Kecamatan Plered, bertempat di aula kantor Desa Palinggihan, Senin (27/12) sore.
Sedikitnya, seratus orang warga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan hadir dalam pertemuan yang dimulai sekitar pukul 16.15 Wib itu. Para tokoh masyarakat mengambil posisi duduk paling depan, sementara kaum ibu dan para remaja memilih duduk di belakang. Sisanya, menyaksikan pertemuan tersebut dari luar ruangan melalui kaca jendela kantor desa.
Setelah diberikan pengantar oleh pihak Pemerintah Kecamatan Plered, dialog pun dimulai dengan memberikan kesempatan kepada warga masyarakat yang hadir untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait proses perbaikan ruas jalan yang ada di lingkungan tersebut. Sebagian besar masyarakat, meminta transparansi atas proyek senilai Rp 195.000.000 itu. Lainnya, mempertanyakan kapasitas Gunawan sebagai ketua Bamusdes, kenapa bisa merangkap menjadi ketua panitia perbaikan jalan. Padahal, menurut mereka hal itu diyakininya tidak boleh.
Setelah itu, Kepala Desa dan pihak panitia pun diberikan kesempatan untuk menyampaikan keterangan yang sebenarnya. Usai membeberkan data prihal bestek proyek jalan, di hadapan warga, keduanya pun mengakui bahwa selama ini telah terjadi miskomunikasi antara pihaknya dengan warga masyarakat. Dan hal itu diakuinya terjadi semata-mata akibat kesibukan masing-masing pihak.
Kendati berjalan cukup alot, namun dialog yang juga dihadiri oleh Kanit Reskrim Polsek Plered AKP Budi Arto dan Kepala UPTD Bina Marga Kecamatan Plered Maman itu akhirnya berhasil membuahkan kesepakatan. Kepala Desa dan Panitia Perbaikan jalan bersedia untuk bertanggung jawab dan melanjutkan perbaikan jalan sesuai dengan tuntutan warga masyarakat. "Insya Allah, kami siap melanjutkan perbaikan jalan sesuai kehendak bapak ibu, namun sementara ini berupa penetrasi dulu. Sisanya, kami upayakan bisa dilanjutkan pada tahun berikutnya," ungkap Ketua Panitia Perbaikan jalan, Gunawan diamini Kades Palinggihan Kusyadi.
Ditemui usai musyawarah, Camat Plered Rahmat Heriansyah kepada RAKA membenarkan bahwa pihak desa dan panitia telah menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan proses perbaikan ruas jalan desa Palinggihan tersebut. Hal ini, kata dia, didasarkan pada adanya dukungan dari sejumlah pihak, termasuk dari para anggota DPRD Purwakarta Dapil Plered, untuk memperioritaskan perbaikan ruas jalan tersebut pada anggaran tahun berikutnya. Kendati begitu, dalam waktu dekat ini perbaikan pun bakal segera dilakukan.
Hanya saja, bentuknya baru penetrasi (pengerasan jalan). "Hasil kesepakatannya, pihak desa dan panitia siap untuk melanjutkan perbaikan jalan. Hanya saja, tahun ini baru berupa penetrasi, sisanya dilanjutkan tahun depan," jelas camat. Sementara terkait persoalan jabatan Ketua Bamusdes merangkap menjadi ketua panitia perbaikan jalan, camat mengaku terlebih dulu akan mempelajarinya.
Diberitakan sebelumnya, kesal karena ruas jalan yang melintasi perkampungan, mereka tidak turut diperbaiki, puluhan warga Kampung Pangkalan, Minggu (26/12) pagi, menggelar aksi blokir jalan. Mereka menuntut agar ruas jalan yang melintasi kampungnya itu diperbaiki secara keseluruhan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, aksi blokir jalan yang dilakukan oleh warga Pangkalan dipicu adanya proyek perbaikan ruas jalan senilai Rp 195.000.000 menggunakan dana hibah dari APBD Purwakarta Perubahan tahun 2010. Oleh panitia, dana itu kemudian digunakan untuk memperbaiki ruas jalan sepanjang 700 meter dan perbaikan baru selesai dilakukan sabtu (25/12) malam.
Sementara, panjang keseluruhan ruas jalan itu mencapai lebih dari 1.500 meter. Alhasil, sebagian besar dari ruas jalan tersebut tetap rusak disebabkan dana yang tersedia tidak cukup untuk memperbaikinya. Alasan lain yang membuat warga setempat marah, yaitu kualitas perbaikan jalan yang dinilai mereka sangat buruk. Warga bahkan menuding, panitia dan pihak desa setempat terlalu banyak mengambil keuntungan. Hal ini terbukti dari lapisan aspal jalan yang sangat tipis. (ltf/ns)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar