Rabu, 22 Desember 2010

Julia bocah pengidap tumor butuh uluran tangan dari para dermawan

PURWAKARTA. Siang itu, Sabtu (30/10) diatas tikar terbaring lemah seorang gadis berusia 9 tahun bernama Siti Julia  anak pasangan keluarga Husni Mubarak (38 tahun) dan  isterinya Eti (34  )  penduduk Kampung Sumursari,  Desa Sukahaji Rt 05 Rw 02  Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten  Purwakarta  Jawa Barat.
Kepasrahan dalam sorot mata keluarganya itu nampak, melihat penyakit tumor yang diderita anaknya selama 5 tahun.  Bau busuk pun  menyekat keluar dari penyakit anaknya itu, namun baginya sudah biasa.
“Ayah dan ibu siapa yang tak mau menyembuhkan anak tapi biayanya cukup besar pak,” katanya memelas kepada jabaronline  seraya menambahkan, kemarin sudah berobat  ke rumah sakit di Tanggerang Global Medical dan dirujuk harus di bawa ke Cina dengan biaya Rp 100 juta.
Kami, lanjutya, uang sebesar itu darimana, untuk berobat dan buka warung  juga pinjam dari Bank Keliling (Kosipa), yang paling sakit anaknya menyuruh menghentikan pengobatan terhadap dirinya.   Karena menyadari  ketidak mampuan ekonomi  keluarganya.
“Sudahlah pak tidak usah diobati lagi tumor ini, nanti juga hilang kalau Julia mati,”katanya mengutip ucapan anaknya itu, seraya menyebutkan, kepasrahan Julia, atas derita tumor  yang terus  menggerogotinya.sangat memukul  perasaan, sedih, haru menyayat hatinya berbaur  melihat kondisi anaknya semakin memburuk.
“Bapak rumah jangan di jual,”  kata Julia kepada ayahnya  sambil merintih dan menangis  menahan  sakit seraya menambahkan kasihan kakak dan adik nanti akan dimana tinggal.”Hati ini terharu dan sangit pak, orang tua mana yang bisa membiarkan anaknya bergelut melawan tumor sampai satu lesimpulan saya akan menjual rumah untuk mengobati Julia  namun tidak boleh juga,” katanya.
Menurutnya, tiap hari ini setiap malam Julia merintih dan menangis menahan sakit. Saya tak tega melihatnya,”katanya.
Diakuinya, cobaan hidup yang menimpa keluarganya dengan menghadirkan penyakit tumor kepada anak kedua dari tiga bersaudara tersebut dirasa sangat berat karena tak berkesudahan. “Jujur, tos soak mayunanana,pak ( Sudah letih menghadapi
derita ini),” tukas sopir PJTKI di Jakarta itu.
Bagaimana tidak letih, kenang suami Ny Eti, sejak penyakit tumor itu menyerang Julia, tahun 2006 silam, ia telah menguras habis harta benda bahkan sampai nekat mengutang. ” Untuk biaya berobat, saya nekat berutang kesana kemari karena ingin
melihat Julia sembuh,” ucapnya.
Yang tersisa kini tinggal rumah yang ia diami bersama istri dan tiga anaknya. Sikapnya sudah bulat tetap akan menjual rumah bila ada pembeli menawar dengan harga yang cocok. ” Kalau ada yang mau beli Rp 65 juta, rumah ini saya lepas.  Uang  penjualan ini akan dimaksimalkan mengobati Julia dan membayari utang,” jelasnya.
Meski diakuinya sangat berat karena ia terancam tidak memiliki tempat tinggal, namun saat ini, upaya itulah yang dianggap tepat untuk mengobati penyakit Julia. “Kalau tidak begitu darimana lagi saya punya uang untuk mengobati Julia. Bila dihitung, biaya pengobatan Julia mungkin sudah habis Rp 70 juta. Itu juga tidak sampai tuntas,” ungkapnya. Untuk itu, keluarga ini, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mengulurkan tangan untuk membantunya, apalagi ada uluran

para dermawan dan pembaca jabaronline yang ingin berbagi sedikit rejekinya untuk penyembuhan Julia.( tim )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar