PLERED, Warga Pasar Plered menyatakan menolak terhadap rencana Pemkab Purwakarta merelokasi Pasar Plered ke Desa Citeko. Pasalnya, pemkab hingga kini dinilai belum memberikan jaminan tegas bahwa di tempat baru nanti usaha mereka itu bisa lebih bagus dari saat ini.
Demikian hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Warga Pasar (Iwapa) Plered H Zainal Arifin didampingi Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris Iwapa, H Hasan Sukandar dan Dadang Sofyan saat ditemui wartawan di kantor UPTD Pasar Plered , belum lama ini.
Menurut Zainal Arifin, penolakan warga Pasar Plered terhadap salah satu rencana besar pemkab tersebut selain didasarkan pada pertimbangan prospekt ekonomi yang belum jelas juga karena faktor etika komunikasi yang hingga kini diakuinya belum pernah dibangun oleh pihak pemkab dengan warga pasar.
Padahal, tandas Zaenal, sekecil apapun rencana pemkab tersebut terutama yang berkaitan dengan Pasar Plered, seharusnya terlebih dulu dikomunikasikan dengan warga pasar. Sementara yang terjadi sekarang, kata dia, seolah bahwa warga pasar itu tidak ada dan tidak memiliki suara. "Terkesan seperti itu (dianggap tidak ada). Sehingga pada saat ada rencana besar seperti sekarang ini (relokasi), kami justru malah lebih dulu tahu dari media bukan dari pihak pemkab," tandasnya.
Dilanjutkan Zainal, statemen penolakan tersebut bukanlah sekedar gertak sambal apalagi mencari sensasi. Menurut dia, pernyataannya itu murni merupakan suara dan aspirasi dari ratusan pedagang yang ada di Pasar Plered. Sebab, pasca isu rencana relokasi ini mulai menyebar di kalangan pedagang, Iwapa langsung menggelar musyawarah.
Dan hasil musyawarah tersebut menyepakati bahwa mereka bakal keukeuh menolak jika direlokasi. Tidak hanya itu, kata dia, sejumlah pedagang bahkan dikabarkan telah berinisiatif melakukan aksi pengumpulan tanda tangan sebagai bukti fisik atas sikap penolakan mereka. "Memang saya mendengar ada aksi itu (pengumpulan tanda tangan). Meski terus terang kami tidak melakukan pengkoordiniran atas hal itu. Itu murni inisiatif pedagang," ujar Zaenal menjawab pertanyaan.
Sementara menyikapi agenda Pemkab Purwakarta yang dikabarkan bakal segera membangun Pasar Plered di Desa Citeko pada tahun 2011 ini, Zainal Arifin menjawab enteng. "Kalau urusan membangun pasar di Citeko silahkan saja. Itu kewenangan pemerintah. Yang jelas kalau kami dipindahkan ke sana (Citeko), kami tidak mau," tegas Zainal diamini Hasan Sukandar dan Dadang Sofyan.
Di tempat yang sama, Kepala UPTD Pasar Plered Endang, membantah tidak pernah melakukan pendekatan kepada warga pasar. Dikatakannya, sejak awal rencana relokasi itu bergulir ia bahkan sudah sering menyampaikan hal itu kepada para pedagang Pasar Plered. Tidak hanya bersifat personal tetapi juga secara kelembagaan. "Namun, mungkin bagi Iwapa itu belum cukup. Sebab mereka ingin mendengarnya langsung dari pimpinan (bupati) sebagai penentu kebijakan. Kalau kami hanya pelaksana saja," ujarnya.
Terpisah, Camat Plered Rahmat Heriansyah, mengaku telah berencana akan segera menggelar sosialisasi kepada para pedagang Pasar Plered kaitannya dengan rencana pembangunan pasar di Desa Citeko Kecamatan Plered. Menurutnya, sosialisasi bukan pada masalah relokasi melainkan hanya pada seputar pembagunan Pasar Citeko saja.
Warta Plered
AKTUAL DAN BERIMBANG
Minggu, 27 Februari 2011
Jumat, 04 Februari 2011
Jalan Rawagintung Belum Tersentuh Aspal Hingga kini
TEGALWARU, Ruas jalan yang melingkar dari arah Kampung Rawagintung, Desa Citalang hingga Kampung Rawatutut, Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru, kondisinya rusak berat. Selain berlubang, juga becek. Padahal, ruas jalan tersebut sangat vital bagi warga sekitar sebagai jalur ekonomi. Karenanya, warga meminta agar ruas jalan tersebut segera diperbaiki oleh pemerintah.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun RAKA, ruas jalan tersebut sejak awal sama sekali belum pernah tersentuh pengaspalan. Sempat mendapatkan perbaikan berupa pengerasan, itu pun sudah terjadi sangat lama lebih 10 tahun lalu melalui program AMD (ABRI Masuk Desa).
Saat ini, kondisi ruas jalan sepanjang 3 kilometer itu rusak berat. Tidak hanya berlubang dan berkelok, di hampir sepanjang ruas jalan tersebut dipenuhi lumpur. Jika setelah turun hujan, kondisinya lebih parah lagi. Kedalaman lumpur bahkan mampu mencapai ukuran lutut orang dewasa. Kondisi ini menyebabkan kendaraan pengangkut hasil pertanian menjadi tidak bisa melintas. Akibatnya, warga terpaksa memikul padi dan hasil pertanian lainnya secara manual. "Hasil pertanian terpaksa diangkut manual dengan cara dipikul. Soalnya kendaraan tidak bisa melintas. Apalagi, sekarang hujan masih sering turun," ucap Dedi Suryana (30), warga Desa Citalang.
Warga berharap, lanjut Dedi, Pemkab Purwakarta bisa segera mengalokasikan anggaran perbaikan atas ruas jalan tersebut. Ia mengaku yakin, jika ruas jalan tersebut diperbaiki hal ini akan berdampak sangat baik terhadap iklim ekonomi warga setempat. "Mayoritas warga di sini bekerja di sektor pertanian. Sementara fasilitas pendukungnya hingga kini masih belum maksimal. Kami berharap, ada langkah perbaikan dari pemerintah," pinta Ketua Karang Taruna Desa Citalang itu.
Tepisah, Kepala Desa Citalang H Halir membenarkan kondisi kerusakan jalan di desanya itu. Dijelaskannya, kerusakan yang terjadi di ruas jalan lingkar Citalang sudah sangat parah dan membahayakan. Selain licin, juga sangat minim lampu penerangan. Alhasil, kondisi ini sangat membahayakan bagi para pengguna jalan. Diakuinya, banyak warga di desanya yang telah meminta agar ruas jalan tersebut segera diperbaiki. Namun, hingga kini permintaan warga tersebut belum juga terealisasi. Padahal, menurut Halir, ia telah mengajukan permohonan perbaikannya itu hingga beberapa kali. Termasuk melalui beberapa orang anggota DPRD Purwakarta. "Kami sangat berharap, melalui program jalan leucir yang saat ini tengah digagas pak bupati, ruas jalan yang kondisinya rusak ini bakal segera diperbaiki," ujarnya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun RAKA, ruas jalan tersebut sejak awal sama sekali belum pernah tersentuh pengaspalan. Sempat mendapatkan perbaikan berupa pengerasan, itu pun sudah terjadi sangat lama lebih 10 tahun lalu melalui program AMD (ABRI Masuk Desa).
Saat ini, kondisi ruas jalan sepanjang 3 kilometer itu rusak berat. Tidak hanya berlubang dan berkelok, di hampir sepanjang ruas jalan tersebut dipenuhi lumpur. Jika setelah turun hujan, kondisinya lebih parah lagi. Kedalaman lumpur bahkan mampu mencapai ukuran lutut orang dewasa. Kondisi ini menyebabkan kendaraan pengangkut hasil pertanian menjadi tidak bisa melintas. Akibatnya, warga terpaksa memikul padi dan hasil pertanian lainnya secara manual. "Hasil pertanian terpaksa diangkut manual dengan cara dipikul. Soalnya kendaraan tidak bisa melintas. Apalagi, sekarang hujan masih sering turun," ucap Dedi Suryana (30), warga Desa Citalang.
Warga berharap, lanjut Dedi, Pemkab Purwakarta bisa segera mengalokasikan anggaran perbaikan atas ruas jalan tersebut. Ia mengaku yakin, jika ruas jalan tersebut diperbaiki hal ini akan berdampak sangat baik terhadap iklim ekonomi warga setempat. "Mayoritas warga di sini bekerja di sektor pertanian. Sementara fasilitas pendukungnya hingga kini masih belum maksimal. Kami berharap, ada langkah perbaikan dari pemerintah," pinta Ketua Karang Taruna Desa Citalang itu.
Tepisah, Kepala Desa Citalang H Halir membenarkan kondisi kerusakan jalan di desanya itu. Dijelaskannya, kerusakan yang terjadi di ruas jalan lingkar Citalang sudah sangat parah dan membahayakan. Selain licin, juga sangat minim lampu penerangan. Alhasil, kondisi ini sangat membahayakan bagi para pengguna jalan. Diakuinya, banyak warga di desanya yang telah meminta agar ruas jalan tersebut segera diperbaiki. Namun, hingga kini permintaan warga tersebut belum juga terealisasi. Padahal, menurut Halir, ia telah mengajukan permohonan perbaikannya itu hingga beberapa kali. Termasuk melalui beberapa orang anggota DPRD Purwakarta. "Kami sangat berharap, melalui program jalan leucir yang saat ini tengah digagas pak bupati, ruas jalan yang kondisinya rusak ini bakal segera diperbaiki," ujarnya.
Selasa, 18 Januari 2011
Selasa, 04 Januari 2011
Anggaran Rp 17 Miliar Pembangunan Pasar Anyar Citeko Plered
PLERED,
Bulan April mendatang, pasar baru Plered diperkirakan sudah mulai dibangun. Hal ini didasarkan pada waktu dan teknis pencairan anggaran yang memang biasa dilakukan di tingkat Pemerintah Kabupaten. Sedikitnya, anggaran Rp 17 miliar telah disiapkan dalam APBD Purwakarta 2011. Demikian hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan UKM Kabupaten Purwakarta Endang Koswara saat ditemui, kemarin.
Dijelaskannya, setelah melalui beberapa tahap teknis pelelangan dan pencairan anggaran, pembangunan pasar baru plered diperkirakan akan dimulai sekitar bulan april mendatang. Mengingat, pada bulan tersebut anggaran biasanya sudah mulai bisa dicairkan. Menurutnya, Pemkab Purwakarta telah menyiapkan anggaran tidak kurang dari Rp 17 miliar dalam APBD Purwakarta 2011 untuk modal pembangunan salah satu pasar tradisional tersebut. Kendati begitu, kata dia, jumlah tersebut diakuinya masih memungkinkan berubah mengingat saat ini masih dalam tahap evaluasi gubernur. "Angka terakhir yang kita ketahui anggarannya sebesar Rp 17 miliar," ujarnya.
Untuk lokasi pembangunannya, sambung Endang, sebagaimana telah direncanakan sejak awal yakni akan dibangun di kawasan Desa Citeko Kecamatan Plered. Sebelumnya, Pemkab Purwakarta telah membebaskan lahan di lokasi tersebut seluas lebih dari 2,5 hektar menggunakan dana APBD 2010 sebesar Rp 2,5 miliar. "Nanti langsung dilakukan pembangunan. Soalnya lahannya sudah ada," tandasnya.
Di lahan tersebut, selain akan dibangun ratusan kios, dibangun pula tempat berjualan berupa los. Seluruhnya, terdapat lebih seribu unit. "Rencananya, ada sekitar 700 los dan 400 kios yang akan kita bangun," rincinya, seraya mengatakan bahwa relokasi pedagang baru akan dilaksanakan jika pembangunan pasar baru Plered itu sudah selesai. (latif/nos)
Bulan April mendatang, pasar baru Plered diperkirakan sudah mulai dibangun. Hal ini didasarkan pada waktu dan teknis pencairan anggaran yang memang biasa dilakukan di tingkat Pemerintah Kabupaten. Sedikitnya, anggaran Rp 17 miliar telah disiapkan dalam APBD Purwakarta 2011. Demikian hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan UKM Kabupaten Purwakarta Endang Koswara saat ditemui, kemarin.
Dijelaskannya, setelah melalui beberapa tahap teknis pelelangan dan pencairan anggaran, pembangunan pasar baru plered diperkirakan akan dimulai sekitar bulan april mendatang. Mengingat, pada bulan tersebut anggaran biasanya sudah mulai bisa dicairkan. Menurutnya, Pemkab Purwakarta telah menyiapkan anggaran tidak kurang dari Rp 17 miliar dalam APBD Purwakarta 2011 untuk modal pembangunan salah satu pasar tradisional tersebut. Kendati begitu, kata dia, jumlah tersebut diakuinya masih memungkinkan berubah mengingat saat ini masih dalam tahap evaluasi gubernur. "Angka terakhir yang kita ketahui anggarannya sebesar Rp 17 miliar," ujarnya.
Untuk lokasi pembangunannya, sambung Endang, sebagaimana telah direncanakan sejak awal yakni akan dibangun di kawasan Desa Citeko Kecamatan Plered. Sebelumnya, Pemkab Purwakarta telah membebaskan lahan di lokasi tersebut seluas lebih dari 2,5 hektar menggunakan dana APBD 2010 sebesar Rp 2,5 miliar. "Nanti langsung dilakukan pembangunan. Soalnya lahannya sudah ada," tandasnya.
Di lahan tersebut, selain akan dibangun ratusan kios, dibangun pula tempat berjualan berupa los. Seluruhnya, terdapat lebih seribu unit. "Rencananya, ada sekitar 700 los dan 400 kios yang akan kita bangun," rincinya, seraya mengatakan bahwa relokasi pedagang baru akan dilaksanakan jika pembangunan pasar baru Plered itu sudah selesai. (latif/nos)
Minggu, 02 Januari 2011
Zaenal Aripin Kembali Terpilih Menjadi Ketua DPC PPP Purwakarta 2010 -2015
Purwakarta:Dari tiga pasangan kandidat yang akan bertarung menduduki ketua DPC PPP Purwakarta, namun setelah seluruh agenda dijalankan dalam muscab pada pemilihan Minggu (26/12), hanya Dua pasangan Calon yang maju dalam bursa yaitu Hasanudin, Sos., (Seketrais DPC PPP dan sekarang menjabat Wakil Ketua DPRD Purwakarta) dan Incambent Zaenal Aripin (Mantan Ketua 2006-2010 juga mantan Anggota DPRD 2004-2009).
Muscab VI DPC PPP Purwakarta yang berjalan alot dan dihujani intruksi serta nyaris terjadi Walk Out tersebut, berakhir hingga pukul 00.15 Wib Dini hari. Dan dalam pemilihan secara langsung tersebut, Zaenal Zaenal Arifin memperoleh suara 18, sedangkan Hasanudin, Sos., 17 suara. Suara berasal dari 17 Kecamatan dari masing-masing Pengurus Anak Cabang (PAC) yang memiliki 2 suara dalam memilih serta ditambah Satu suara dari Incambent sehingga jumlah suara yang diperebutkan sebanyak 35 suara.
Pada kesempatan itu dilangsungkan juga pemilihan langsung Mit Formatur (formatur pembantu) pendamping, 17 suara diperoleh wakil ketua DPC PPP Demisioner Gandawiria yang sekarang anggota Komisi IV DPRD, dan H. Abdul Razak yang juga anggota DPRD Purwakarta Komisi I dengan 18 suara, H. Ali 18 suara, Asep R 16 suara dan Gugun hanya mengantongi 1 suara.
Muscab DPC PPP Purwakarta dibuka langsung oleh Bupati Purwakarta H.Dedi Mulyadi dihadiri pula Dudung B. Supardi (Wabup Purwakarta), Nu'man Abdul Hakim Ketua DPW PPP Jabar Anggota DPR RI serta pengurus lain DPW PPP Jabar, H. A. Turmudzi, SH (wakil Ketua DPW PPP) H. Otong B, Sesepuh Partai PPP Purwakarta H. Cucu Hamzah, Dewan Majelis Serta Pakar PPP Purwakarta, Ketua DPRD Purwakarta Ucok Ujang Wardi, Muspida serta Parpol Purwakarta.
Ketua DPW PPP Jawa Barat, H. Nu’man Abdul Hakim dalam sambutan dan sekaligus menghadiri peresmian pembukaan muscab, mengingatkan kepada seluruh kader PPP untuk menerapkan kerjasama membangun Paradigma Baru. Tantangan yang dihadapi kedepan akan lebih berat.
Muscab merupakan instistusi tertinggi dalam lima tahun sekali untuk melakukan penggantian kepengurusan demokrasi yang dimulai dari bawah yang harus betul-betul dikaji agar kedepan menuai hasil yang baik.
Menurut Nu’man, sering muncul masalah kalau ada permainan money politik. “Jika hal itu terjadi, saya akan batalkan hasil Muscab, saya mengecam terjadinya hal itu apabila benar terjadi”, tegasnya Nu'man saat pembukaan.
Selanjutnya Bupati Purwakarta H. Dedi Mulyadi dalam sambutannya menghimbau dapat melaksanakan muscab dengan cara yang demokrasi agar hasil yang didapat menjadi baik buat kedepan. “Kalau PPP meminta untuk melanjutkan pembangunan di Purwakarta dan mendukung saya menjadi bupati kembali kedepan, dirinya akan siap untuk melanjutkan”, kata Bupati.
Sementara itu Wakil Ketua DPW PPP Jabar H. A. Tarmudzi, SH menyatakan dirinya sangat mengapresiasi peserta yang hadir dalam dari pelaksanan muscab kali ini. Hasil yang diperoleh diharapkan memberikan kontribusi positif, transparan, kompotitis dan demokrasi.
Dalam kesempatan tersebut, ketua terpilih dalam Muscab ke VI (2010-2015), Zaenal Aripin menyampaikan, untuk ke dua kalinya amanah yang diberikan kepada dirinya akan dilaksanakan lebih baik lagi, walaupun ditahun yang dilalui belum dapat mebuahkan hasil yang memuaskan. ”Terima kasih atas keparcayaan yang diberikan, kedepan akan lebih giat dan bekerja semaksimal mungkin agar bisa mendongkrak perolehan suara kursi di DPRD. Itu merupakan catatan khusus ke depan”, tegasnya.
“Nista bagi saya bila ingin menjadi ketua partai harus duduk di DPRD atau menjadi Bupati”, katanya seraya mengatakan, hal yang dilakukan adalah amanah membesarkan partai.tim
Muscab VI DPC PPP Purwakarta yang berjalan alot dan dihujani intruksi serta nyaris terjadi Walk Out tersebut, berakhir hingga pukul 00.15 Wib Dini hari. Dan dalam pemilihan secara langsung tersebut, Zaenal Zaenal Arifin memperoleh suara 18, sedangkan Hasanudin, Sos., 17 suara. Suara berasal dari 17 Kecamatan dari masing-masing Pengurus Anak Cabang (PAC) yang memiliki 2 suara dalam memilih serta ditambah Satu suara dari Incambent sehingga jumlah suara yang diperebutkan sebanyak 35 suara.
Pada kesempatan itu dilangsungkan juga pemilihan langsung Mit Formatur (formatur pembantu) pendamping, 17 suara diperoleh wakil ketua DPC PPP Demisioner Gandawiria yang sekarang anggota Komisi IV DPRD, dan H. Abdul Razak yang juga anggota DPRD Purwakarta Komisi I dengan 18 suara, H. Ali 18 suara, Asep R 16 suara dan Gugun hanya mengantongi 1 suara.
Muscab DPC PPP Purwakarta dibuka langsung oleh Bupati Purwakarta H.Dedi Mulyadi dihadiri pula Dudung B. Supardi (Wabup Purwakarta), Nu'man Abdul Hakim Ketua DPW PPP Jabar Anggota DPR RI serta pengurus lain DPW PPP Jabar, H. A. Turmudzi, SH (wakil Ketua DPW PPP) H. Otong B, Sesepuh Partai PPP Purwakarta H. Cucu Hamzah, Dewan Majelis Serta Pakar PPP Purwakarta, Ketua DPRD Purwakarta Ucok Ujang Wardi, Muspida serta Parpol Purwakarta.
Ketua DPW PPP Jawa Barat, H. Nu’man Abdul Hakim dalam sambutan dan sekaligus menghadiri peresmian pembukaan muscab, mengingatkan kepada seluruh kader PPP untuk menerapkan kerjasama membangun Paradigma Baru. Tantangan yang dihadapi kedepan akan lebih berat.
Muscab merupakan instistusi tertinggi dalam lima tahun sekali untuk melakukan penggantian kepengurusan demokrasi yang dimulai dari bawah yang harus betul-betul dikaji agar kedepan menuai hasil yang baik.
Menurut Nu’man, sering muncul masalah kalau ada permainan money politik. “Jika hal itu terjadi, saya akan batalkan hasil Muscab, saya mengecam terjadinya hal itu apabila benar terjadi”, tegasnya Nu'man saat pembukaan.
Selanjutnya Bupati Purwakarta H. Dedi Mulyadi dalam sambutannya menghimbau dapat melaksanakan muscab dengan cara yang demokrasi agar hasil yang didapat menjadi baik buat kedepan. “Kalau PPP meminta untuk melanjutkan pembangunan di Purwakarta dan mendukung saya menjadi bupati kembali kedepan, dirinya akan siap untuk melanjutkan”, kata Bupati.
Sementara itu Wakil Ketua DPW PPP Jabar H. A. Tarmudzi, SH menyatakan dirinya sangat mengapresiasi peserta yang hadir dalam dari pelaksanan muscab kali ini. Hasil yang diperoleh diharapkan memberikan kontribusi positif, transparan, kompotitis dan demokrasi.
Dalam kesempatan tersebut, ketua terpilih dalam Muscab ke VI (2010-2015), Zaenal Aripin menyampaikan, untuk ke dua kalinya amanah yang diberikan kepada dirinya akan dilaksanakan lebih baik lagi, walaupun ditahun yang dilalui belum dapat mebuahkan hasil yang memuaskan. ”Terima kasih atas keparcayaan yang diberikan, kedepan akan lebih giat dan bekerja semaksimal mungkin agar bisa mendongkrak perolehan suara kursi di DPRD. Itu merupakan catatan khusus ke depan”, tegasnya.
“Nista bagi saya bila ingin menjadi ketua partai harus duduk di DPRD atau menjadi Bupati”, katanya seraya mengatakan, hal yang dilakukan adalah amanah membesarkan partai.tim
Sabtu, 01 Januari 2011
Pemkab Hanya Anggarkan Rp 3,7 Miliar,Padahal Kebutuhan Rp 7 Miliar
MANIIS,Rencana Pemkab Purwakarta akan memperbaiki ruas Jalan Raya Maniis pada tahun 2011 terancam terhambat. Pasalnya, untuk ruas jalan sepanjang 7 kilometer itu, APBD Purwakarta 2011 diketahui hanya menganggarkan biaya perbaikan sebesar Rp 3,7 miliar. Padahal, total biaya yang dibutuhkan diperkirakan tidak kurang dari Rp 7 miliar.
Hal itu diungkapkan anggota Komisi III DPRD Purwakarta Deden Saefuloh, saat ditemui di lingkungan kantor DPRD Purwakarta, Rabu (29/12). Dijelaskannya, angka Rp 3,7 miliar yang dianggarkan dalam APBD Purwakarta tahun 2011 diakuinya belum final. Mengingat, angka tersebut saat ini masih dalam tahap evaluasi gubernur. Kendati begitu, pihaknya mengupayakan agar angka tersebut tidak sampai berubah menjadi lebih kecil melainkan sebaliknya. "Kalau angkanya menyusut, tidak terbayangkan panjang ruas jalan yang akan diperbaiki itu menjadi berapa meter," ujarnya dengan nada menanyakan.
Sebagaimana diketahui, Ruas Jalan Raya Maniis yang memanjang dari arah intake Cirata hingga depan kantor Kecamatan Maniis saat ini dalam kondisi rusak berat. Selain terdapat bongkahan batu besar akibat terkelupas dari badan jalan, di sepanjang ruas jalan tersebut juga banyak ditemui lubang jalan. Kedalaman lubang jalan bervariasi antara 10-50 cm.
Kondisi lebih parah biasanya terjadi pada saat dan setelah hujan. Selain becek, banyak lubang jalan yang tertutupi air. Tak jarang, lubang tersebut hingga memakan korban. Banyak pengendara kendaraan yang terjatuh. Jika hal ini tidak segera mendapatkan penanganan berupa perbaikan, bukan tidak mungkin jumlah korban yang berjatuhan semakin banyak.
Ruas jalan sepanjang 7 kilometer itu, tidak hanya biasa dilalui oleh warga dari Kecamatan Maniis dan sekitarnya melainkan juga warga dari luar Kabupaten Purwakarta terutama Bandung dan Cianjur. Mengingat, jalur tersebut merupakan jalur alternatif Purwakarta-Cianjur yang sudah sejak lama dikenal warga sebagai jalur ekonomi. "Hasil hutan dan pertanian sering diangkut lewat jalur ini," ungkap Syawaludin (30), warga Desa Cijati, Kecamatan Maniis. (ltf/nos)
Hal itu diungkapkan anggota Komisi III DPRD Purwakarta Deden Saefuloh, saat ditemui di lingkungan kantor DPRD Purwakarta, Rabu (29/12). Dijelaskannya, angka Rp 3,7 miliar yang dianggarkan dalam APBD Purwakarta tahun 2011 diakuinya belum final. Mengingat, angka tersebut saat ini masih dalam tahap evaluasi gubernur. Kendati begitu, pihaknya mengupayakan agar angka tersebut tidak sampai berubah menjadi lebih kecil melainkan sebaliknya. "Kalau angkanya menyusut, tidak terbayangkan panjang ruas jalan yang akan diperbaiki itu menjadi berapa meter," ujarnya dengan nada menanyakan.
Sebagaimana diketahui, Ruas Jalan Raya Maniis yang memanjang dari arah intake Cirata hingga depan kantor Kecamatan Maniis saat ini dalam kondisi rusak berat. Selain terdapat bongkahan batu besar akibat terkelupas dari badan jalan, di sepanjang ruas jalan tersebut juga banyak ditemui lubang jalan. Kedalaman lubang jalan bervariasi antara 10-50 cm.
Kondisi lebih parah biasanya terjadi pada saat dan setelah hujan. Selain becek, banyak lubang jalan yang tertutupi air. Tak jarang, lubang tersebut hingga memakan korban. Banyak pengendara kendaraan yang terjatuh. Jika hal ini tidak segera mendapatkan penanganan berupa perbaikan, bukan tidak mungkin jumlah korban yang berjatuhan semakin banyak.
Ruas jalan sepanjang 7 kilometer itu, tidak hanya biasa dilalui oleh warga dari Kecamatan Maniis dan sekitarnya melainkan juga warga dari luar Kabupaten Purwakarta terutama Bandung dan Cianjur. Mengingat, jalur tersebut merupakan jalur alternatif Purwakarta-Cianjur yang sudah sejak lama dikenal warga sebagai jalur ekonomi. "Hasil hutan dan pertanian sering diangkut lewat jalur ini," ungkap Syawaludin (30), warga Desa Cijati, Kecamatan Maniis. (ltf/nos)
Jumat, 31 Desember 2010
Langganan:
Postingan (Atom)